Menurut para penganut Kabala, asal-usul Kabala dimulai dengan rahasia-rahasia yang disingkapkan Allah kepada Adam. Menurut sebuah midrash rabinik Allah menciptakan alam semesta melalui sepuluh sefirot. Ketika dibaca oleh generasi-generasi Kabalis yang belakangan, gambaran Torahtentang penciptaan dalam Kitab Kejadian menyingkapkan rahasia-rahasia tentang Allah sendiri, hakikat sejati Adam dan Hawa, Taman Eden, Pohon Pengetahuan tentang Hal yang Baik dan Jahatdan Pohon Kehidupan, serta interaksi dari makhluk-makhluk adikodrati ini dengan si Ular yang menyebabkan bencana ketika mereka memakan buah terlarang, seperti yang direkam dalam Kejadian 2[1].
Alkitab memberikan banyak bahan tambahan untuk spekulasi mitis dan mistis. Penglihatan nabiYehezkiel khususnya mengundang banyak spekulasi mistis, seperti halnya pula penglihatan did Yesaya di Bait Suci (Ps. 6). penglihatan Yakub tentang tangga yang menuju ke surga adalah sebuah teks lain yang memberikan contoh tentang pengalaman mistis. Pengalaman Musa dengan semak yang terbakar dan perjumpaannya dengan Allah di Gunung Sinai, semuanya adalah bukti tentang kejadian-kejadian mistis di dalam Tanakh, dan bentuk asal-usul kepercayaan mistis Yahudi.
Ke-72 nama Allah yang digunakan dalam mistisisme Yahudi berasal dari ekspresi Ibrani yang diungkapkan oleh Musa untuk membelah Laut Teberau untuk melarikan diri dari musuh yang kian mendekat, dengan bantuan seorang malaikat. Ini adalah mujizat terbesar dalam kisah pembebasan orang-orang Ibrani yang kemudian diikuti dengan penerimaan Dasa Titah dan penerimaan Torah diGunung Sinai yang menciptakan bangsa Yahudi pertama sekitar 300 tahun sebelum Raja Saul.
Menurut para sejarahwan, otoritas didasarkan pada suatu argument tentang otoritas berdasarkan zaman purba kala. Akibatnya, praktis semua karya mengklaim secara pseudopigrafis atau yang dianggap dikarang oleh seseorang dari masa purba kala. Misalnya, Sefer Raziel HaMalach, sebuah teks astro-magis yang sebagian didasrkan pad amanal magis dari zaman kuno akhir, Sefer ha-Razim, menurut para Kabalis, diturunkan kepada Adam (setelah ia diusir keluar dari Taman Eden) oleh malaikat Raziel. Sebuah karya lain yang terkenal, Sefer Yetzirah, diakui berasal dari salah seorang leluhur, Abraham. Kecenderungan ke arah pseudopigrafa ini mempunyai akarnya pada literatur Apokaliptik, yang mengklaim pengetahuan esoterik, seperti magi, ramalan, dan astrologi, diturunkan kepada manusia pada masa lalu yang mitis oleh dua malaikat, yaitu Aza dan Azaz'el (di tempat-tempat lain disebut, Azaz'el dan Uzaz'el) yang 'jatuh' dari surga (lihat Kejadian 6:4).
Klaim bahwa Kabala berasal dari zaman purba juga telah membentuk teori-teori modern yang berpengaruh dalam merekonstruksikan sejarah mistisisme Yahudi. Muncul teori bahwa versi-versi tertua mistisisme Yahudi berasal dari teologi dan mistisisme Asyur. Dr. Simo Parpola, profesor Asiriologi di Universitas Helsinki, menunjuk pada kesamaan umum antara Sefirot Kabala denganPohon Kehidupan di Asyur. Ia merekonstruksikan bagaimana kira-kira rupa Sefirot di masa Asyur.[2] Ia mencocokkan ciri-ciri En Sof pada node dari Sefirot dengan dewa-dewa Asyur. Dalam pandangannya, ada paralel antara dewa-dewa Asyur ini dengan ciri-ciri Allah dalam Kabala. Bangsa Asyur menetapkan jumlah tertentu pada dewa-dewa mereka, seperti halnya Sefirot menetapkan jumlah node. Namun demikian, bangsa Asyur menggunakan sistem angkaseksagesimal, sementara Sefirot desimal. Dengan angka-angka Asyur, lapisan-lapisan tambahan makna dan relevansi mistik muncul dalam Sefirot. Biasanya, dewa Assur melayang-layang di atas Pohon Kehidupan Asyur, dan hal ini sesuai dengan En Sof, yang, melalui serangkaian transformasi, juga diambil dari kata Assur dalam Bahasa Asyur.
No comments:
Post a Comment